![]() |
| foto ist |
BATANGHARI
- Peserta
yang telah lulus tes CPNS tenaga honorer Kategori 2 di Kabupaten Batanghari
terkesan tidak bersih. Hal ini terbukti adanya isu Short Message Servis
(SMS) yang beredar dikalangan wartawan liputan wilayah Batanghari.
SMS yang
beredar terkesan adanya unsur suap jika peserta ingin lulus. Dalam SMS yang
beredar disebutkan, peserta yang ikut didalamnya ada yang membayar Rp 15 juta,
Rp 50 juta hingga sebesar Rp 80 juta.
Salah satunya disebutkan, ada guru
honorer yang mengajar di SD Sridadi Kecamatan Muarabulian Kabupaten Batanghari.
Dalam pesan singkat tersebut, tidak disebutkan idintitasnya. Guru honor itu
tidak lulus karena menurut kata-kata dalam SMS yang beredar, guru SD Sridadi
hanya mampu membayar Rp 15 juta kepada Kepala BKD Batanghari Syargawi. Sementara
teman guru tersebut sudah dinyatakan lulus, karena mereka mampu membayar Rp 50
juta hingga Rp 80 juta.
Selain itu,
dalam SMS yang beredar juga disebutkan, guru SD Sridadi yang tidak lulus itu
uangnya akan dikembalikan oleh Syargawi pada Senin (17/2) kemarin.
Adanya SMS indikasi suap pada penerimaan
tenaga honorer K2 menjadi PNS ini dibantah oleh
kepala BKD Batanghari Syargawi, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan diruang
kerjanya Selasa (18/2) kemarin.
Dikatakannya,
untuk penerimaan tenaga honorer K2 menjadi PNS
dirinya tidak pernah menerima uang satu sen pun dari sejumlah peserta yang
lulus. Sebab, untuk kelulusan peserta sudah ditentukan oleh Menpan.
“ Satu sen pun saya tidak pernah terima
uang dari para peserta tes honorer K2 .
Jangankan menerima uang, ketemu dengan para peserta K2
hingga saat ini belum pernah ketemu. Saya berani bersumpah, tidak pernah terima
uang. SMS tersebut mungkin dari oknum yang sengaja memperkeruh suasana. Jika
mereka ragu dengan hasil tes silakan temui saya, jangan ngirim SMS gelap tapi tidak
berani bertanggung jawab,” kata Syargawi.
SMS gelap tersebut, sambungnya, jauh
sebelum beredar dikalangan wartawan dirinya sudah mengetahui. Diakuinya, selama
proses K2 namanya seringkali dicatut oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab. “ Gara-gara K2
ini, nama saya seringkali dicatut oleh para oknum gelap. Seringkali saya
menerima telfon dari orang-orang yang saya kenal, bahwa ada oknum yang menelfon
peserta dengan mengatasnamakan saya. Padahal saya saat itu berada di Jakarta , oknum menelfon
peserta dengan meminta uang dan di iming-imingi mereka dipastikan lulus,”
bebernya.
Lebih jauh Syargawi mengatakan, sebelum
proses K2 beberapa waktu lalu, Syargawi sudah mewanti-wanti kepada bawahannya
agar tidak bermain dalam hal apapun terkait K2 .
“ Semua anak
buah saya sudah saya wanti-wanti, jangan pernah terima uang dari para peserta.
Jika kedapatan ada anak buah saya yang terlibat dalam hal ini, maka saya tidak
segan-segan akan memberikan sangsi tegas,” pungkasnya.(*)
*Sumber Batanghari Ekspres

Posting Komentar